indeks
[WEBTORIAL ] Greenpeace: Dari Kamar Mandi kita Bisa Aktif Selamatkan Lingkungan

"Dalam sehari hutan seluas 10 kali lapangan bola bisa hilang karena pembukaan lahan sawit ini. Hutan yang dirusak itu ada yang merupakan habitat orang utan. Jadi secara tidak langsung P&G juga berperan dalam proses kepunahan satwa tersebut," jelas juru ka

Penulis: Danu Mahardika

Editor:

Google News
[WEBTORIAL ]  Greenpeace: Dari Kamar Mandi kita Bisa Aktif Selamatkan Lingkungan
P&G, Gambut, Green Peace, Lindungi


"Dalam sehari hutan seluas 10 kali lapangan bola bisa hilang karena pembukaan lahan sawit ini. Hutan yang dirusak itu ada yang merupakan habitat orang utan. Jadi secara tidak langsung P&G juga berperan dalam proses kepunahan satwa tersebut," jelas juru kampanye hutan Greenpeace, Wirendro Sumargo dalam talkshow Bumi Kita KBR68H, Kamis (27/3).  


LSM Lingkungan, Greenpeace menyatakan P&G secara tidak langsung terlibat dalam sejumlah perusakan hutan di Indonesia terkait pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Hal tersebut terungkap dalam penyelidikan panjang yang dilakukan oleh Greenpeace. Dalam temuan tersebut, diungkapkan bahwa kebijakan pembelian yang dimiliki P&G saat ini, juga menunjukkan bahwa rantai pasokan mereka terkait perusakan hutan yang diantaranya merupakan habitat satwa langka seperti orang utan.


Aktivis yang akrab disapa Rendro ini mengatakan minyak kelapa sawit yang dipasok P&G dari perusahaan-perusahaan perusak hutan itu digunakan sebagai bahan umum pembuat deterjen, shampoo, kosmetik dan barang-barang rumah tangga lain yang beredar luas di pasar. Hal ini membuat konsumen mereka menjadi bagian dari skandal perusakan hutan.


Namun Rendro mengatakan titik berat kampanye Greenpeace bukan pada pemboikotan produk-produk P&G, namun lebih kepada bagaimana perusahaan P&G bisa menyadari kesalahannya dan mengelola usahanya dengan lebih bertanggung jawab kedepannya.
"Kita disini sebenarnya bukan mengajak orang-orang untuk memboikot produk-produk P&G. Bukan itu intinya. Tapi lebih kepada bagaimana agar P&G berubah dan lebih bertanggung jawab pada pembuatan produknya. Kita juga tidak anti perusahaan sawit. Sepanjang dikelola dengan bertanggung jawab ya tidak masalah," lanjutnya
Seorang sukarelawan Greenpeace, Furqon Kurtobi membenarkan perihal kerusakan hutan akibat pembukaan lahan sawit ini. Kata dia hutan-hutan di Riau kini banyak yang rusak baik karena pembukaan lahan ataupun kebakaran. Hal tersebut dia lihat langsung saat meninjau ke lapangan. Buntutnya ia kini berusaha tidak menggunakan produk P&G karena tidak mau menjadi bagian dari perusakan hutan di Indonesia.


"Ya saya lihat banyak sekarang hutan-hutan yang rusak itu. Saat buka lahan dengan dibakar dan malah jadi kebakaran," ujarnya
Perusakan hutan ini ada yang dilakukan perusahaan ilegal atau belum memiliki izin mengelola dan ada juga perusahaan yang sudah memiliki izin. Wirendro menambahkan izin pengelolaan yang diberikan pemerintah terkadang didapat dengan "melibatkan" pejabat terkait. Menurutnya ini yang membuat beberapa perusahaan justru memanfaatkan izin yang didapatnya untuk mengekspolitasi hutan dengan tidak bertanggung jawab.


"Ada izin kelola hutan yang memang didapat dengan adanya permainan dengan pejabat setempat atau orang yang berwenang di bidang tersebut. Aturan atau regulasi yang ada kadang masih memungkinkan untuk terjadi hal ini. Selain itu aturan yang sudah ada juga kadang penindakannya tidak tegas. Jadi kasus perusakan hutan ini ya terus berlarut-larut seperti ini," ungkapnya.


Kerusakan hutan sudah terjadi sejak lama di Indonesia. Lahan-lahan hijau tersebut kini banyak yang beralih fungsi tidak lagi sebagai paru-paru lingkungan alias produsen oksigen. Pohon-pohon ditebang bahkan dibakar untuk membuka lahan baru. Contohnya adalah lahan perkebunan kelapa sawit. Beberapa perusahaan terindikasi merusak hutan untuk lahan-lahan sawit ini. Mneurut Green Peace, salah satu perusahaan yang diduga bermasalah soal ini adalah Procter & Gamble (P&G), perusahaan produsen produk shampo ternama, Head & Shoulders.

Editor: Arin Swandari


Perbincangan ini merupakan hasil kerjasama KBR68H dengan Greenpeace Indonesia.



P&G
Gambut
Green Peace
Lindungi

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...